MADRID, KOMPAS.com — Duel "El Clasico" antara Real Madrid melawan
Barcelona selalu berlangsung panas, baik di dalam lapangan maupun di
luar lapangan. Bahkan, polemiknya bisa berlangsung lama, meski
pertandingan sudah berlalu. Itu pula yang terjadi seusai leg kedua
perempat final Copa del Rey, Rabu atau Kamis (26/1/2012).
Apalagi, Madrid kini dilatih Jose Mourinho yang terkenal paling sering
memanaskan suasana dengan pernyataan-pernyataan yang pedas menjelang
atau seusai pertandingan. Tengok saja bagaimana pernyataan pelatih asal
Portugal itu setelah timnya ditahan imbang 2-2 oleh Barcelona pada
pertandingan yang membuat timnya tersingkir dari Copa del Rey itu.
Dalam jumpa pers seusai laga, ia ditanya wartawan soal kinerja wasit
Fernando Teixeira Vitienes, tetapi menolak berkomentar. "Saya tidak
menyinggung apa pun," tegas pelatih yang pernah membesut Inter Milan dan
Chelsea itu. Media-media memang penasaran mengenai komentar kinerja
Teixeira karena dia menganulir gol bek Real, Sergio Ramos, pada menit
ke-54 serta memberi kartu merah kepada Ramos pada menit ke-88.
Namun, komentar Mourinho tidak berhenti sampai di situ. "Di ruang ganti,
saya mendengar (ucapan pemain), 'Mustahil bisa menang di sini.' Saat
turun minum itu, saya tidak banyak berbicara karena kami tampil begitu
bagus," ujar Mourinho.
"Mereka mencetak gol tanpa melakukan
apa pun untuk mendapatkannya, sementara kami mendapat tiga, empat, atau
lima peluang hebat. Saya akan mengucapkan selamat kepada Barcelona atas
kemenangan mereka di Bernabeu, bukan atas penampilan mereka hari ini (di
Camp Nou)," paparnya waktu itu.
Pernyataan Mourinho yang pedas
soal Barcelona bukan hanya terjadi saat pelatih berusia 49 tahun
tersebut berkiprah di Spanyol. Sebelumnya, Mourinho juga sering
mengeluarkan komentar pedas mengenai Barca baik saat menangani Inter
atau Chelsea. Kolumnis Bleacherreport, Allan Jiang, merangkum beberapa
komentar Mourinho soal Barca yang dinilainya paling hipokrit atau
munafik.
• Mourinho pernah mengeluarkan pernyataan
menyakitkan terhadap Lionel Messi dengan menyebut pemain asal Argentina
itu pandai berakting saat Chelsea ditekuk 1-2 oleh Barca di ajang Liga
Champions pada 22 Februari 2006.
Itu merupakan kekesalannya
terhadap kartu merah yang dijatuhkan wasit kepada Asier del Horno (bek
Chelsea waktu itu) setelah melanggar Messi pada menit ke-37.
Del Horno memang memiliki tugas menghentikan laju Messi yang bermain di
sayap kanan. Namun, Del Horno frustrasi hingga harus melakukan tekel
keras yang memaksa wasit memberikan kartu merah.
Saat itu, Del
Horno mencoba menghentikan penetrasi Messi. Namun, Messi tetap melaju
meskipun dibayangi oleh pemain Chelsea lain. Mencapai sudut lapangan,
Messi akhirnya jatuh setelah Del Horno menabrak penyerang asal Argentina
itu. Keduanya terlihat terjatuh. Namun, Mourinho menuding Messi
berpura-pura cedera.
"Bagaimana Anda bisa mengungkapkan
kecurangan di Catalan? Apakah Messi bisa dihukum karena aktingnya?
Barcelona merupakan kota budaya yang memiliki banyak teater dan anak ini
(Messi) telah belajar dengan baik. Dia belajar akting."
Namun,
pernyataan Mourinho dinilai munafik. Pasalnya, Del Horno sengaja
berguling-guling untuk menghindari hukuman kartu dari wasit karena dia
sadar aksinya berbahaya.
• Mourinho menyebut Barca menang beruntung setelah Madrid dikalahkan 1-3 di lanjutan Liga BBVA, 10 Desember 2011.
"Kemenangan ini sebagian karena keberuntungan. Gol kedua sangat
beruntung. Kami memiliki peluang menyamakan kedudukan beberapa menit
selanjutnya. Bola seperti masuk, tetapi tidak. Kami juga memiliki sebuah
peluang mencetak gol dan membuat skor 3-2. Beruntung, kiper mereka bisa
menepis tembakan Kaka. Itu mengapa saya percaya keberuntungan bisa
membuat perbedaaan."
Anda tahu apa yang beruntung? Kiper
Barcelona Víctor Valdés salah memberikan umpan dengan menyodorkan bola
ke Angel Di Maria yang berada di depan kotak penalti. Di Maria kemudian
berusaha mengirimkan bola kepada Karim Benzema, tetapi bola membentur
Sergio Busquets.
Mesut Oezil berusaha memanfaatkan bola rebound
tersebut. Akhirnya, justru Benzema yang mencetak gol karena bola sempat
membentur pemain Barca dan kemudian jatuh di kaki Benzema. Gol tersebut
membuat Madrid unggul 1-0.
Jika berbicara tentang
keberuntungan, kata Allan Jiang, Mourinho tidak perlu meyakinkan dirinya
sendiri bahwa keberuntungan bukan bagian dari kesuksesannya ketika
membawa Porto menyingkirkan Manchester United dari Liga Champions. Saat
itu, dia mengatakan, beruntung gol Paul Scholes dianulir karena offside.
Beruntung pula Phil Neville melanggar Edgaras Jankauskas pada masa
injury time.
• Mourinho menyebut Barca pengaruhi wasit
"Saya melihat pemain Barcelona menekan wasit. Mengapa Barcelona tidak
bertindak seperti juara dan menerima kekalahan dari sebuah tim yang
bermain lebih baik?"
Itu adalah pernyataan Mourinho saat Inter
Milan membekuk Barcelona 3-1. Namun, pernyataan Mourinho tersebut
mengabaikan fakta bahwa gol yang diciptakan Diego Milito offiside serta
seharusnya Barca mendapatkan hadiah penalti saat Dani Alves dilanggar
Wesley Sneijder.
Jiang menilai, komentar Mourinho itu licik.
Jika wasit Benquerenca membuat keputusan-keputusan yang bertentangan
dengan Inter Milan, maka kita semua tahu bahwa Mourinho akan menyebut
UEFA dengan pelesetan "UEFAlona".
Mourinho juga pernah membuat komentar negatif saat timnya, Real Madrid, ditekuk 2-3 oleh Barcelona pada Piala Super Spanyol.
"Apa yang saya katakan bukan kritik. Saya hanya menyatakan fakta bahwa
tidak ada ballboys pada babak kedua, yang merupakan suatu gaya permainan
dari tim kecil ketika mengalami kesulitan. Namun, kami bermain seperti
laki-laki dan tidak cepat jatuh ke tanah saat sedikit berbenturan."
Laga ini memang panas. Pada masa injury time, terjadi insiden yang
diawali tekel brutal Marcel kepada Cesc Fabregas di depan bangku
cadangan pemain. Kontan, hal tersebut memancing reaksi dari kedua belah
pihak. Keributan kecil terjadi dan melibatkan pemain cadangan, juga
ofisial dari kedua kubu. Beruntung kejadian itu dapat diatasi. Wasit
kemudian mengeluarkan kartu merah kepada Marcelo, Oezil, dan David
Villa.
• Mourinho menuding UEFA telah melakukan konspirasi saat Chelsea kalah 1-2 dari Barcelona di Liga Champions.
"Ketika saya melihat Frank Rijkaard masuk ke dalam ruang ganti wasit,
saya tidak percaya. Ketika Didier Drogba mendapatkan kartu merah, saya
tidak terkejut."
Mourinho menuding Rijkaard telah memengaruhi
wasit Anders Frisk untuk membuat keputusan yang merugikan Chelsea.
Padahal, yang terjadi, Frisk menolak permintaan Rijkaard untuk berbicara
soal pertandingan.
Pages
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar